Kinkin Mulyati |
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) empat lembaga
survei, semuanya menempatkan PDI Perjuangan di peringkat teratas, diikuti
dengan Golkar di peringkat kedua dan Gerindra di peringkat ketiga.
Persentase yang dihasilkan juga tidak terlalu jauh antara keempat lembaga survei ini, PDI Perjuangan di kisaran 18,9-19,62%, Golkar 14,3-15,02%, sedangkan Gerindra di kisaran 11,76-12,22%. Perolehan suara Golkar hampir sama dengan pemilu 2009 lalu yang mendapatkan 14,45% dan menempatkan partai ini di peringkat kedua.
Persentase yang dihasilkan juga tidak terlalu jauh antara keempat lembaga survei ini, PDI Perjuangan di kisaran 18,9-19,62%, Golkar 14,3-15,02%, sedangkan Gerindra di kisaran 11,76-12,22%. Perolehan suara Golkar hampir sama dengan pemilu 2009 lalu yang mendapatkan 14,45% dan menempatkan partai ini di peringkat kedua.
PDI Perjuangan berhasil menambah perolehan suaranya sebanyak
lima persen dihasil pemilu versi quick count ini dari hasil pemilu 2009 lalu,
sedangkan Gerindra berhasil melejit dari 4,46% menjadi 11,63-12,22%. Itu
artinya tak ada satu pun partai yang lolos ambang batas pencalonan presiden (presidential
threshold) sesuai ketentuan UU No.42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden.
Pasal 9 UU Nomor 42 Tahun 2008 tersebut menyebutkan, bahwa pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 % dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 % dari suara sah nasional dalam Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Pasal 9 UU Nomor 42 Tahun 2008 tersebut menyebutkan, bahwa pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 % dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 % dari suara sah nasional dalam Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Hal ini membuat semua partai politik peserta pemilu 2014
seolah kebingungan, bagaimana tidak, sebelum Pileg dilaksanakan diantara mereka
begitu percaya diri bahwa mereka akan memperoleh suara signifikan untuk
dapat maju mengusung capres dan cawapresnya, dari kalangan internal. Alhasil,
setelah Pileg 9 April 2014, tak ada satu partai pun yang berhasil meraih 25%
perolehan suara sah nasional (presidential threshold), ini artinya tak ada
partai yang bisa mengusung capres dan cawapresnya sendiri tanpa koalisi.
Koalisi versi pengamat dan lembaga survei
Menanti Poros Baru Koalisi Partai |
Salah satunya adalah lembaga peneliti dari Emrus Corner,
ikut menilai arah koalisi partai. Sejauh ini baru Partai NasDem yang menyatakan
sikap untuk berkoalisi dengan PDIP mengusung Joko Widodo atau Jokowi sebagai
calon presiden, pada poros tersendiri.
"Sementara partai-partai lain, seperti Partai Golkar, Partai Gerindara meski berada pada urutan kedua dan ketiga perolehan Pileg 2014 versi hitung cepat, tapi mereka belum menentukan sikap. Artinya kondisi arah koalisi masih sangat cair dan memungkinkan memunculkan skenario-skenario baru," kata Koordinator Emrus Corner, Emrus Sihombing, di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2014).
"Sementara partai-partai lain, seperti Partai Golkar, Partai Gerindara meski berada pada urutan kedua dan ketiga perolehan Pileg 2014 versi hitung cepat, tapi mereka belum menentukan sikap. Artinya kondisi arah koalisi masih sangat cair dan memungkinkan memunculkan skenario-skenario baru," kata Koordinator Emrus Corner, Emrus Sihombing, di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2014).
Senada dengan Emrus Sihobing, penulis berpendapat bahwa arah koalisi masih sangat cair, dan kemungkianan pemunculan poros baru masih sangat terbuka. Dan, kemungkinan besar PD akan menarik gerbong koalisi baru dengan kemampuan tertentu yang dimilikinya, menurut penulis, setidaknya partai peraih suara terbesar pada Pemilu 2009 tersebut bisa menarik PAN, PKS, PPP dan Partai Hanura untuk mencapreskan Capres hasil konvensi yang hasilnya akan diumumkan pada tanggal, 15 Mei 2014, mendatang.
Untuk itu, kita tunggu saja SBY dan gerbong baru koalisi yang akan dibangunnya dan membuat kejutan-kejutan baru arah koalisi beberapa hari ke depan. Yang dapat menandingi Jokowi dan Prabowo. (kin2)
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Masukan Kritik dan Saran Anda