Ilustrasi: Media Sosial Facebook.com |
Banyaknya status yang berseliweran membahas tentang larangan perempuan majang foto di medsos, mengingatkan saya pada MUI Palu yang juga melarang wanita bersuami majang foto di medsos. Mengapa bisa demikian? Sedikit nengok ke belakang, adanya tulisan yang mengharam-haramkan itu karena banyak di antaranya yang bangga memamerkan auratnya, mengulur-ulurkan lidahnya, dan over acting atas kecantikannya. Untuk alasan ini barangkali dapat dibenarkan.
Namun,
selain itu saya tidak sependapat. Mengapa harus fanatis kepada orang lain
(perempuan) yang terlihat mukanya di FB dan media sosial lainnya, apalagi jika
ia tidak memamerkan auratnya? Alasan yang paling populer dan sering mereka kemukakan
adalah kecantikan perempuan adalah milik suaminya. Tentu tidak ada yang salah
dengan pernyataan itu, tapi kesannya tidak fair dan tidak adil. Mengapa? Jangan
dulu negatif ya Bro berpikirnya, saya hanya ingin mengemukakan beberapa fakta dan
argumen :
1. Masyarakat kita
pada umumnya memang tidak menggunakan cadar dalam menutup aurat/berhijab, dan
itu tentu tidak melanggar, sebab cadar hukumnya tidak wajib. Itu artinya memang
secara sosial di masyarakat, perempuan biasa tampak wajahnya, dan itulah yang
dimaksud ayat ولا يبدين زينتهن إلا
ما ظهر منها (dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya) kecuali yang biasa nampak.
2. 2. Apakah muka
aurat? Tidak adanya kewajiban menggunakan cadar, itu sudah menunjukkan bahwa
muka perempuan memang tidak termasuk aurat. Hal ini pun dijelaskan dalam hadis
yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudury : ”Aurat laki-laki adalah antara
pusat dan lutut, sedangkan aurat wanita adalah seluruh badannya kecuali muka
dan kedua telapak tangan.” Dan dalam
surat An-Nur ayat 31 disebutkan “Janganlah kalian menampakkan perhiasan
(auratnya) kecuali kepada suami mereka...” Jelas sudah bahwa yang dilarang
agama adalah menampakkan aurat kepada orang lain, bukan selainnya.
3. 3. “Kecantikan
perempuan adalah milik suaminya,” ya tentu dong karena mereka terikat pernikahan,
selain suaminya haram orang lain ikut serta menikmatinya, karena itu sebagian
besar ulama mengatakan bahwa pernikahan berfungsi sebagai milk al-intifa’
(pemberian hak memiliki pemanfaatan kepada suami terhadap isterinya). Dari sini
bisa dilihat bahwa hak suami terhadap isterinya bukan milk ar-Raqabah (memiliki
benda secara keseluruhannya) atau milk al-Manfa’ah (hak memiliki kemanfaatan
suatu benda), karena itu tidak bisa disamakan “menikmati kecantikan” yang
dilakukan suami terhadap isterinya, dengan melihat/memandangi foto di FB atau
media sosial lainnya.
4. 4. Dalil yang
paling tepat menurut saya adalah menjaga pandangan. Allah mengatakan dalam
surat An-Nur 30 : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat". An-Nur 31 : “Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya...”
Dari ayat itu kita bisa tahu,bahwa perintah menjaga pandangan itu
ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan. Jangan salah persepsi ya Bro,
bukan hanya perempuan yang harus menahan dan menjaga pandangan dari laki-laki,
tapi juga laki-laki harus menahan dan menjaga pandangannya dari
perempuan-perempuan itu. Karena itu jangan suka nyinyir hanya kepada para
perempuan dan kasih dalil yang tidak berimbang.
5. 5. Dan untuk saling
menjaga pandangan ada baiknya kita tidak berlebihan dalam memajang foto-foto kita,
berfose yang tak layak dilakukan seorang muslim atau muslimah, apalagi foto
yang terlarang.
Pasanglah
foto profil Anda secara wajar, bergambar orang atau gambar yang mudah dikenal
oleh teman Anda. Ingat media sosial itu adalah sarana untuk bersosialisasi
lewat dunia elektronik, jadi jika Anda sudah memilih media ini untuk
bersosialisasi bersama masyarakat dengan tujuan yang baik, untuk menjalin
silaturahmi, untuk menambah ilmu, untuk saling tukar informasi baik, jangan
menyembunyikan identitas diri Anda. Oleh sebab itu, gak perlu nyinyir kepada
perempuan yang masang foto aslinya di media sosial, sebab bagi mereka yang
bertujuan baik gak bakal neko-neko apalagi menipu, dia terang apa adanya. Jadi
jika gambar profil Anda bunga, binatang, atau makhluk lain yang gak jelas
identitasnya, gak perlu sakit hati jika permintaan pertemanan Anda ditolak,
sebab gambar profil Anda meragukan, gak jelas siapa si empunya.
Semoga
tulisan ini jadi renungan kita bersama, untuk selalu memerbaiki tingkah laku
kita terutama dalam besosialisasi di media sosial.
Ditulis Oleh : Kinkin Mulyati
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Masukan Kritik dan Saran Anda