Sumber http://www.youtube.com
“Bagi saya dakwah dan politik merupakan dua kekuatan yang saling menguatkan dalam penegakkan amar ma’ruf nahi munkar, demi tercapainya cita-cita kemerdekaan bangsa, yaitu terciptanya rasa aman, adil dan sejahtera di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara”.
S
|
aat ini berprofesi sebagai tenaga pengajar dan aktivis dakwah, sebuah profesi yang telah ditekuninya sejak usia
remaja.
Alumni
Himpunan Mahasiswa Islam, yang juga mantan Ketua Forum Mahasiswa Syari’ah
se-Indonesia ini, menilai reformasi - yang ia perjuangkan bersama rekan-rekan
mahasiswa seangkatannya pada tahun 1998 -
saat ini sudah melenceng jauh. Untuk
itu, reformasi harus dikembalikan pada rel
(on the track) cita-cita awal
digulirkannya.
Hal
inilah yang membuat ia terpanggil untuk
terjun ke dunia politik, menurutnya, “Dakwah dan politik merupakan dua kekuatan
yang saling menguatkan dalam penegakkan amar ma’ruf nahi munkar, demi
tercapainya cita-cita kemerdekaan
bangsa, yaitu terciptanya rasa aman, adil dan sejahtera di semua lini
kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya,
tanpa pandang bulu”, tegasnya.
Maraknya
praktek korupsi, kekerasan terhadap anak dan perempuan, narkoba serta pornografi
saat ini, membuat ia aktif menyuarakan masalah tersebut dalam bentuk tulisan di
media cetak maupun on line, forum diskusi dan dakwah, serta karya ilmiahnya. Ia
mengajak seluruh masyarakat untuk memerangi masalah tersebut secara masiv dan
tidak berdiam diri saja. Bahkan dalam setiap sosialisasinya ia selalu
menyisipkan kepada warga yang ditemui untuk menjaga anak-anaknya dan menghindarkan
perlakuan kasar serta kata-kata yang kotor terhadap mereka, dengan mengutip
pesan-pesan agama serta hasil penelitian para ilmuan dari akibat perlakuan
buruk tsb.
Dalam masalah politik, ia sangat menghindari praktek money
politik dan transaksional, baginya demokrasi terlalu murah jika diukur hanya
dengan rupiah dan sekantung sembako. Ia berpendapat bahwa dalam berpolitik
tidak semestinya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan apalagi
menghambur-hamburkan uang dengan jumlah pantastis, sebab kalkulasinya Caleg
tipikal ini akan berpeluang melakukan korupsi dengan hitungan uang kembali. Ia
berujar,”Dalam tubuh saya mengalir darah seorang pejuang, jika ayah saya berani
mengorbankan jiwa raganya untuk negeri ini, maka saya sebagai generasi
penerusnya harus berani menata negeri ini sesuai dengan cita-cita
perjuangannya, bukan malah meruntuhkan demokrasi dengan kebobrokan akhlak dan menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuan. Saatnya kita peduli, turun tangan bersama
benahi negeri ini”, tutupnya. (ris)
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Masukan Kritik dan Saran Anda