Maju
sebagai Calon Anggota Legislatif di tengah-tengah cibiran dan hujatan
masyarakat, memang tidaklah mudah. Sejarah panjang keburukan para politisi
dalam mengobral janji saat kampanye menjadi momok yang sangat menakutkan karena
janji tersebut seringkali hanya lipstik belaka untuk meraih simpati sesaat
masyarakat. Selain itu kecurangan dan pelanggaran saat kampanye sering
mewarnai pileg ini. Hasrat berkuasa, seringkali tidak mengindahkan norma-norma
hukum, estetika, lingkungan, maupun agama. Akumulasi ketidakpercayaan
masyarakat terhadap para Calon Anggota Legislatif ini, kini diekspresikan lewat
berbagai sindiran, cemoohan, bahkan hujatan yang kadang sangat tendensius dan
berlebihan, karena tidak didukung akurasi data.
Sebagai pendatang baru di dunia politik tentu hal ini menjadi beban yang cukup berat, karena selain menepiskan image buruk dari pandangan tersebut, juga ikut serta kecipratan kotorannya, paling tidak baunya, sehingga mau tidak mau harus siap dalam cercaan yang diarahkan kepada semua Caleg tanpa terkecuali.
Jika mau sedikit berprasangka baik, tentu tidak semua Caleg melakukan hal yang serupa. Ada Caleg-caleg yang masih memiliki idealisme yang tinggi, menjunjung nilai-nilai luhur dan bertanggung jawab. Namun, hal ini banyak disangsikan oleh banyak kalangan.
Sehubungan dengan itu, perlu kawan-kawan atau masyarakat tahu bahwa ada seorang perempuan bernama Kinkin Mulyati, ia ditakdirkan oleh Allah untuk mengusung Partai Persatuan Pembangunan sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi politiknya. Ia sangat menentang kecurangan, mendambakan keadilan bagi rakyat Indonesia, dan ingin membawa perubahan dalam cara berdemokrasi di Indonesia. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam ekpresi berkampanyenya. Ia sangat membatasi spanduknya, karena langsung turun ke masyarakat untuk memperkenalkan dirinya. Ia pun tidak memasang atau memaku spanduk-spanduknya di pohon yang dapat merusak estetika dan lingkungan hidup. Ia tidak pernah menurunkan spanduk-spanduk Caleg dari partai lain, karena baginya demokrasi tidak boleh dikuasai oleh salah satu partai. Ketika berkampanye hanya menyampaikan hal-hal yang sudah ia lakukan sesuai misinya dan mendengarkan aspirasi masyarakat yang ditemuinya. Ia menghindari janji-janji palsu seorang politisi, baginya janji adalah hutang. Ia pun sering menyampaikan kepada masyarakat yang ditemuinya bahwa ia tidak akan membeli suara rakyat dengan uangnya, baginya membeli suara rakyat sama dengan meruntuhkan demokrasi. Berdemokrasi bukan berarti menghilangkan kejujuran, dan berpolitik bukan berarti menghalalkan semua cara.
Sekali pun punya peluang banyak ketika bertemu dengan masyarakat saat berceramah, namun ia tidak pernah menyampaikan misi, visi, serta program-program partai saat berceramah, lebih khusus di Masjid atau Mushalla, ia lebih suka berkenalan dan memeluk erat warganya. Baginya jika seorang Caleg suka melanggar, tentu pelanggaran-pelanggaran setelah keterpilihannya akan terbuka lebar.
Kawan, perempuan itu adalah saya, dengan segala keterbatasan, saya mencoba memberanikan diri untuk ikut serta membenahi bangsa ini yang hampir karam. Saya ingin melanjutkan estapet perjuangan para pembela negeri ini, mengisi kemerdekaan dengan baik. Di antara para pejuang negeri ini adalah ayah saya. Dalam tubuh saya mengalir darah pejuang kemerdekaan, karena itu saya tidak ingin berpangku tangan melihat tenggelamnya negeri ini, saya ingin terlibat membenahi negeri ini, bukan sibuk mencaci atau menghujatnya. Negeri ini akan baik dalam genggaman orang-orang baik, namun sebaliknya akan hancur di tangan orang-orang yang tidak baik. Karena itu, wadah untuk memperbaiki bangsa ini salah satunya adalah menjadi seorang legislator.
Bagi saya untuk menjadi seorang legislator bukanlah harus seorang yang kaya harta, mapan, atau punya sederet jabatan dan titel pendidikan, apalagi yang hanya pandai beretorika di depan kamera. Namun, seorang legislator hendaknya seorang yang mengerti dan memahami kebutuhan dan penderitaan rakyatnya, jujur dan bertanggung jawab, cerdas dan adil, serta bertakwa kepada Tuhan YME. Legislator tidak tidur saat rapat, tidak membolos saat kerja, dan sungguh-sungguh mau bekerja.
Oleh sebab itu, saya mohon do’a dan dukungannya kepada segenap masyarakat juga kawan-kawan semua, khususnya bagi yang berdomisili di Kota Depok dan Kota Bekasi, dalam pertarungan pada tanggal 9 April 2014 nanti.
Sebagai pendatang baru di dunia politik tentu hal ini menjadi beban yang cukup berat, karena selain menepiskan image buruk dari pandangan tersebut, juga ikut serta kecipratan kotorannya, paling tidak baunya, sehingga mau tidak mau harus siap dalam cercaan yang diarahkan kepada semua Caleg tanpa terkecuali.
Jika mau sedikit berprasangka baik, tentu tidak semua Caleg melakukan hal yang serupa. Ada Caleg-caleg yang masih memiliki idealisme yang tinggi, menjunjung nilai-nilai luhur dan bertanggung jawab. Namun, hal ini banyak disangsikan oleh banyak kalangan.
Sebagai pendatang baru di dunia politik tentu hal ini menjadi beban yang cukup berat, karena selain menepiskan image buruk dari pandangan tersebut, juga ikut serta kecipratan kotorannya, paling tidak baunya, sehingga mau tidak mau harus siap dalam cercaan yang diarahkan kepada semua Caleg tanpa terkecuali.
Jika mau sedikit berprasangka baik, tentu tidak semua Caleg melakukan hal yang serupa. Ada Caleg-caleg yang masih memiliki idealisme yang tinggi, menjunjung nilai-nilai luhur dan bertanggung jawab. Namun, hal ini banyak disangsikan oleh banyak kalangan.
Sehubungan dengan itu, perlu kawan-kawan atau masyarakat tahu bahwa ada seorang perempuan bernama Kinkin Mulyati, ia ditakdirkan oleh Allah untuk mengusung Partai Persatuan Pembangunan sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi politiknya. Ia sangat menentang kecurangan, mendambakan keadilan bagi rakyat Indonesia, dan ingin membawa perubahan dalam cara berdemokrasi di Indonesia. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam ekpresi berkampanyenya. Ia sangat membatasi spanduknya, karena langsung turun ke masyarakat untuk memperkenalkan dirinya. Ia pun tidak memasang atau memaku spanduk-spanduknya di pohon yang dapat merusak estetika dan lingkungan hidup. Ia tidak pernah menurunkan spanduk-spanduk Caleg dari partai lain, karena baginya demokrasi tidak boleh dikuasai oleh salah satu partai. Ketika berkampanye hanya menyampaikan hal-hal yang sudah ia lakukan sesuai misinya dan mendengarkan aspirasi masyarakat yang ditemuinya. Ia menghindari janji-janji palsu seorang politisi, baginya janji adalah hutang. Ia pun sering menyampaikan kepada masyarakat yang ditemuinya bahwa ia tidak akan membeli suara rakyat dengan uangnya, baginya membeli suara rakyat sama dengan meruntuhkan demokrasi. Berdemokrasi bukan berarti menghilangkan kejujuran, dan berpolitik bukan berarti menghalalkan semua cara.
Sekali pun punya peluang banyak ketika bertemu dengan masyarakat saat berceramah, namun ia tidak pernah menyampaikan misi, visi, serta program-program partai saat berceramah, lebih khusus di Masjid atau Mushalla, ia lebih suka berkenalan dan memeluk erat warganya. Baginya jika seorang Caleg suka melanggar, tentu pelanggaran-pelanggaran setelah keterpilihannya akan terbuka lebar.
Kawan, perempuan itu adalah saya, dengan segala keterbatasan, saya mencoba memberanikan diri untuk ikut serta membenahi bangsa ini yang hampir karam. Saya ingin melanjutkan estapet perjuangan para pembela negeri ini, mengisi kemerdekaan dengan baik. Di antara para pejuang negeri ini adalah ayah saya. Dalam tubuh saya mengalir darah pejuang kemerdekaan, karena itu saya tidak ingin berpangku tangan melihat tenggelamnya negeri ini, saya ingin terlibat membenahi negeri ini, bukan sibuk mencaci atau menghujatnya. Negeri ini akan baik dalam genggaman orang-orang baik, namun sebaliknya akan hancur di tangan orang-orang yang tidak baik. Karena itu, wadah untuk memperbaiki bangsa ini salah satunya adalah menjadi seorang legislator.
Bagi saya untuk menjadi seorang legislator bukanlah harus seorang yang kaya harta, mapan, atau punya sederet jabatan dan titel pendidikan, apalagi yang hanya pandai beretorika di depan kamera. Namun, seorang legislator hendaknya seorang yang mengerti dan memahami kebutuhan dan penderitaan rakyatnya, jujur dan bertanggung jawab, cerdas dan adil, serta bertakwa kepada Tuhan YME. Legislator tidak tidur saat rapat, tidak membolos saat kerja, dan sungguh-sungguh mau bekerja.
Oleh sebab itu, saya mohon do’a dan dukungannya kepada segenap masyarakat juga kawan-kawan semua, khususnya bagi yang berdomisili di Kota Depok dan Kota Bekasi, dalam pertarungan pada tanggal 9 April 2014 nanti.
Sebagai pendatang baru di dunia politik tentu hal ini menjadi beban yang cukup berat, karena selain menepiskan image buruk dari pandangan tersebut, juga ikut serta kecipratan kotorannya, paling tidak baunya, sehingga mau tidak mau harus siap dalam cercaan yang diarahkan kepada semua Caleg tanpa terkecuali.
Jika mau sedikit berprasangka baik, tentu tidak semua Caleg melakukan hal yang serupa. Ada Caleg-caleg yang masih memiliki idealisme yang tinggi, menjunjung nilai-nilai luhur dan bertanggung jawab. Namun, hal ini banyak disangsikan oleh banyak kalangan.
Sehubungan dengan itu, perlu kawan-kawan atau masyarakat tahu bahwa ada seorang perempuan bernama Kinkin Mulyati, ia ditakdirkan oleh Allah untuk mengusung Partai Persatuan Pembangunan sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi politiknya. Ia sangat menentang kecurangan, mendambakan keadilan bagi rakyat Indonesia, dan ingin membawa perubahan dalam cara berdemokrasi di Indonesia. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam ekpresi berkampanyenya. Ia sangat membatasi spanduknya, karena langsung turun ke masyarakat untuk memperkenalkan dirinya. Ia pun tidak memasang atau memaku spanduk-spanduknya di pohon yang dapat merusak estetika dan lingkungan hidup. Ia tidak pernah menurunkan spanduk-spanduk Caleg dari partai lain, karena baginya demokrasi tidak boleh dikuasai oleh salah satu partai. Ketika berkampanye hanya menyampaikan hal-hal yang sudah ia lakukan sesuai misinya dan mendengarkan aspirasi masyarakat yang ditemuinya. Ia menghindari janji-janji palsu seorang politisi, baginya janji adalah hutang. Ia pun sering menyampaikan kepada masyarakat yang ditemuinya bahwa ia tidak akan membeli suara rakyat dengan uangnya, baginya membeli suara rakyat sama dengan meruntuhkan demokrasi. Berdemokrasi bukan berarti menghilangkan kejujuran, dan berpolitik bukan berarti menghalalkan semua cara.
Sekali
pun punya peluang banyak ketika bertemu dengan masyarakat saat berceramah,
namun ia tidak pernah menyampaikan misi, visi, serta program-program partai
saat berceramah, lebih khusus di Masjid atau Mushalla, ia lebih suka berkenalan
dan memeluk erat warganya. Baginya jika seorang Caleg suka melanggar, tentu
pelanggaran-pelanggaran setelah keterpilihannya akan terbuka lebar.
Kawan, perempuan itu adalah saya, dengan segala keterbatasan, saya mencoba memberanikan diri untuk ikut serta membenahi bangsa ini yang hampir karam. Saya ingin melanjutkan estapet perjuangan para pembela negeri ini, mengisi kemerdekaan dengan baik. Di antara para pejuang negeri ini adalah ayah saya. Dalam tubuh saya mengalir darah pejuang kemerdekaan, karena itu saya tidak ingin berpangku tangan melihat tenggelamnya negeri ini, saya ingin terlibat membenahi negeri ini, bukan sibuk mencaci atau menghujatnya. Negeri ini akan baik dalam genggaman orang-orang baik, namun sebaliknya akan hancur di tangan orang-orang yang tidak baik. Karena itu, wadah untuk memperbaiki bangsa ini salah satunya adalah menjadi seorang legislator.
Kawan, perempuan itu adalah saya, dengan segala keterbatasan, saya mencoba memberanikan diri untuk ikut serta membenahi bangsa ini yang hampir karam. Saya ingin melanjutkan estapet perjuangan para pembela negeri ini, mengisi kemerdekaan dengan baik. Di antara para pejuang negeri ini adalah ayah saya. Dalam tubuh saya mengalir darah pejuang kemerdekaan, karena itu saya tidak ingin berpangku tangan melihat tenggelamnya negeri ini, saya ingin terlibat membenahi negeri ini, bukan sibuk mencaci atau menghujatnya. Negeri ini akan baik dalam genggaman orang-orang baik, namun sebaliknya akan hancur di tangan orang-orang yang tidak baik. Karena itu, wadah untuk memperbaiki bangsa ini salah satunya adalah menjadi seorang legislator.
Bagi saya untuk menjadi seorang legislator bukanlah harus seorang yang kaya harta, mapan, atau punya sederet jabatan dan titel pendidikan, apalagi yang hanya pandai beretorika di depan kamera. Namun, seorang legislator hendaknya seorang yang mengerti dan memahami kebutuhan dan penderitaan rakyatnya, jujur dan bertanggung jawab, cerdas dan adil, serta bertakwa kepada Tuhan YME. Legislator tidak tidur saat rapat, tidak membolos saat kerja, dan sungguh-sungguh mau bekerja.
Oleh
sebab itu, saya mohon do’a dan dukungannya kepada segenap masyarakat juga
kawan-kawan semua, khususnya bagi yang berdomisili di Kota Depok dan Kota
Bekasi, dalam pertarungan pada tanggal 9 April 2014 nanti.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Masukan Kritik dan Saran Anda