Pasar Kadungora, Garut |
Selain Jakarta, kini Garut pun menjadi kota yang terkenal akan
kemacetannya, walau kemacetannya di kota ini hanya berlansung berkisar 15 hari ketika
menjelang lebaran maupun pasca lebaran. Baik
arus balik ataupun arus mudik, waktu yang diperlukan ke Garut saat ini relatif lebih
lama. Jika dulu antara Jakarta – Garut dapat ditempuh hanya 4-5 jam saja,
tetapi sekarang diperlukan waktu sekitar 10-12 jam. Kemacetan tersebut tidak saja disebabkan
karena banyaknya para pemudik, namun diperparah dengan banyaknya warga yang
mengunjungi tempat-tempat wisata atau rekreasi yang notabene tempatnya tidak terlalu berjauhan.
Kadungora, Garut |
Selain hal itu, sebenarnya masih banyak informasi tentang
Garut yang barangkali belum banyak terekspos, antara lain mengenai isu polusi
udara, lingkungan hidup dan politik.
Jika kita berjalan dari arah Nagreg menuju Garut, pasti kita akan
melalui Kec. Kadungora dan Kec. Leles.
Namun coba perhatikan sekitar dua kecamatan tersebut terutama ketika
tidak ada hujan, kotoran kuda yang bertebaran di jalanan dan tertiup diterpa
angin ke mana-mana seakan menjadi penghias dua kecamatan tersebut. Padahal jika dicermati, banyak pedagang dan
para penjaja makanan yang berjualan di pinggir jalan. Banyak dari para
pendatang / pelancong yang turun dari mobil langsung menutup mulut dan hidung
mereka dengan kain atau tangannya karena angin kencang yang menerpa menerbangkan
sisa kotoran kuda yang mengotori jalan.
Sebenarnya kondisi tersebut tidak saja terdapat di dua
kecamatan ini, namun hampir di setiap sudut kota Garut seperti di sekitar
Bundaran Tarogong, dll. Ketika
dikonfirmasi ke salah satu warga di daerah Kadungora, ia mengatakan bahwa dulu
memang kuda-kuda yang terpasang di delman sempat diberi alas untuk menahan
kotoran, namun entah kenapa sekarang tidak terpasang lagi. Para kusir delman
cenderung bersikap masa bodoh terhadap kotoran-kotoran yang terjatuh dari
kudanya. Kesehatan penduduk dan
anak-anak yang sering jajan di pinggir jalan, tidak lagi menjadi prioritas
perhatian para pemilik delman beserta kusirnya, dan juga luput dari perhatian
pemerintah daerah. Jika demikian,
kemanakah para pecinta lingkungan hidup di kota Garut? Dan adakah Peraturan
Daerah (PERDA) yang menertibkan masalah ini? Atau tidak adanya ketegasan dalam
menerapkan Peraturan Daerah, sehingga berakibat Garut asri menjadi “Garut
Kotor”.
Adanya rencana pemilihan kepala daerah (Bupati) Garut yang rencananya
digelar 8 September 2013 tahun ini, hendaknya isu polusi udara ini menjadi
prioritas utama para kandidat, sebab banyak warga di kota ini yang merasa
terganggu dengan kenyamanan kota Garut akhir-akhir ini. Isu lingkungan hidup
ini tidak hanya sebatas polusi udara, namun juga banyaknya gunung yang gundul
dan banyaknya tanah yang longsor di daerah Garut.
Semangat warga untuk berkiprah menjadi penguasa nomor satu di
Kabupaten Garut memang sangatlah tinggi.
Tumbangnya Bupati Aceng Fikri, memunculkan banyak kandidat Bupati di
Garut. Tercatat sekitar 25 pendaftar
calon Bupati dan Wakil Bupati, dan hanya 10 pasangan yang lolos uji verifikasi.
Empat dari calon independen (perorangan) dan enam berasal dari partai
politik. Di antara para calon Bupati dan
Wakil Bupati tersebut, jika berpatokan kepada Visi dan Misi mereka yang
diunggah di situs KPU-Garut, maka tidak ada satu pun yang mengusung isu tentang
kemacetan, lingkungan hidup dan polusi udara, padahal hal ini nampak jelas di
hadapan mereka dan dirasakan hampir semua warga Garut. Bukti bahwa setiap tahun
Garut mengalami kemacetan parah, kemacetan panjang terjadi dari terminal Garut
hingga Kadungora dan Nagreg, bukti bahwa tahun-tahun sebelumnya Garut telah
menewaskan banyak warganya disebabkan longsor akibat Gunung yang gundul, dan
bukti bahwa Garut sekarang menjadi kota yang tidak bersih penuh dengan kotoran
kuda. Oleh sebab itu, semua kandidat hendaknya
memperhatikan kepentingan umum serta aspirasi warga Garut. ***
*) Tulisan ini pernah dipublikasikan di media online: http//www.Indoleader.com
pada September 2013. Ditulis oleh : Kinkin Mulyati, SH.I
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Masukan Kritik dan Saran Anda